Bicaranews.online – Polemik penerimaan tenaga kerja di Packing House Durian Beku milik PT Indonesia Minxing Fruit Traiding (PT. IMFT) di Desa Lebo, Kecamatan Parigi, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah yang ditengahi oleh Yushar sebagai perwakilan rakyat di DPRD Parigi Moutong merupakan bentuk kewajibannya sebagai wakil rakyat yang berupaya mencarikan solusi terbaik bagi masyarakat serta dengan tegas mengungkapkan tidak ada kepentingan pribadi.
Hal itu diungkapkan Yushar kepada wartawan media ini melalui telefon seluler, Rabu (26/02/25).
Yushar yang dikenal dengan sapaan Ago itupun menuturkan persoalan kejadian kemarin dalam pemberitaan media ini sebelumnya, dirinya sempat terkesan sungkan masuk ke dalam pabrik hanya persoalan miskomunikasi.
Baca disini : Komisi I DPRD Parigi Moutong Sidak Pabrik Durian Beku PT IMFT, Limbah dan Tenaga Kerja jadi Sorotan Utama
Sebab katanya, selama ini Ia bersyukur dengan hadirnya pabrik milik PT Indonesia Minxing Fruit Traiding di Desa Lebo karena Yushar sebagai perwakilan rakyat acap kali merekomendasikan ke pihak Perusahaan untuk memasukkan tenaga kerja.
“Bersyukur ada warga saya yang bekerja, orang di rumah yang datang ke saya Pak Dewan kasih masuk saya (Bekerja di Pabrik) itu saja, kalau bilang ada uang pabrik itu tanggapannya orang ke saya. Saya punya status Anggota DPRD. Saya minta tolong jangan sampai nama baik saya rusak,” ujar Yushar melalui telefon dengan wartawan Bicaranews.online.
“Semua demi kepentingan warga saya. Kejadian kemarin karena saya rasa dengan orang pabrik apa tanggapannya, saya bantu masyarakat dikasih masuk tapi hadir ikut ikutan begini (Sidak),” tambahnya
Baca juga : Aksi Ibu-Ibu Demonstrasi di PT Indonesia Minxing Fruit Traiding Mencuat Carut Marut Tenaga Kerja Pabrik
Disisi lain Yushar juga menanggapi informasi terkait pihak pabrik melalui penanggung jawab tenaga kerja Edi yang acap kali menyebutkan namanya ketika ingin dikonfirmasi oleh awak media yang menyebutkan silahkan komunikasi dengan Pak Ago (Yushar).
“Kalau Pak Edi sejak tahun 2004 sudah menjadi teman dalam usaha, dengan Pak Edi sampai tahun 2014 di UD. Frozen Perikanan Parigi saya masih sama-sama dengan beliau. Bayangkan 20 tahun lebih hubungan emosional dengan pak Edi itu, supaya kalian tahu hubungan saya dengan pak Edi. Maka saya anggap beliau orang tua saya, dia urus karyawan saya dulu dan kami hubungan emosional yang tidak bisa diukur dengan uang,” pungkasnya.